melihat kebelakang

yaa.. seminari tinggi fermentum adalah seminari pendidikan calon imam keuskupan bandung. Perjalanan yang sangat panjang menghiasi berdirinya bangungan fisik dan bangunan rohani fermentum ini sendiri.
Selanjutnya...?

August 30, 2008

Citepus Mulai Dibangun II




Seminari Tinggi di Suryalaya Sari 5 tidak mampu lagi menampung jumlah seminaris yang ada. Karena keadaan yang memaksa, gedung Seminari Tinggi Citepus yang belum seratus persen selesai harus ditempati. Satu unit bangunan diusahakan segera diselesaikan. Awal bulan Agustus 1995, meski belum ditempati. Pst. Ferry Pr., ditemani dengan seorang frater menghadap ketua Rukun Warga, Rukun Tangga, dan Ketua Keamanan kampung. Mereka “kulanuwun” dan menyampaikan bahwa sebentar lagi gedung asrama Unpar akan ditempati karena asrama yang ada di JI. Suryalaya Sari tidak cukup menampung semua mahasiswa. Ketua RW. RT. dan Ketua Keamanan kampung memberikan wejangan bahwa kehadiran anggota asrama diterima dengan baik, Para anggota asrama diharapkan untuk menjalin relasi yang akrab dengan lingkungan sekitarnya. Jangan mengasingkan diri. Selain itu diharapkan pula bahwa anggota asrama dapar menunaikan kewajiban-kewajiban sebagaimana warga masyarakat lainnya antara lain, membayar iuran RT dan ikut menjaga keamanan dengan ronda malam.

Tanggal 12 Agustus 1995, beberapa frater mulai merintis tempat untuk dihuni. Mereka mulai menginap di sebuah unit. Waktu itu keadaannya masih seadanya, sangat sederhana sekali. Siang hari mereka membersihkan rumah dan mengangkut perabotan-perabotan seperti meja, kursi, bed, almari dari Bale Endah untuk mengisi unit yang masih kosong melompong. Mereka benar-benar berawal dari ketiadaan.

Tanggal 21 Agustus 1995, semua frater skolastik pindah ke Citepus meski dengan keadaan yang seadanya. Mereka masih menempati satu unit karena yang lainnya belum selesai. Karyawati yang biasanya memasak belum ikut pindah ke Citepus karena tempatnya belum memungkinkan. Selama itu pula, kurang Iebih tiga mingguan, makanan diambil dan Suryalaya Sari dengan menggunakan vespa.

Pada waktu itu, bila siang hari mereka kepanasan dan pada malam hari kedinginan karena bentuk bangunan yang terbuka dan belum adanya perlengkapan tidur yang memadai. Pada saat hujan, terjadi kebocoran di mana-mana sehingga harus memasang ember untuk menampung tetes air hujan.
Program yang harus dijalankan para frater saat itu adalah sosialisasi dan menata diri. Sosialisasi dijalankan supaya para penghuni Seminari tidak menjadi makhluk asing bagi masyarakat sekitar apalagi dengan bentuk bangunan yang terasa seperti villa ini, Setiap saat, para frater diwajibkan ambulatio untuk mengenal tetangga. Pada saat lebaran, semua diutus berdua-dua untuk mengunjungi rumah tetangga. Sembari mencari ketupat kita berkenalan. Setelah sampai di rumah, dibuatlah peta sosialisasi.

Pada waktu itu penghuni seminari ini merasa risih dengan tembok tinggi yang mengelilingi kompleks ini. Dikhawatirkan bahwa pagar ini menghalangi sosialisasi tetapi semuana kemhali kepada sikap para penghuni. Sejauh mana mau berusaha memasyarakat meski dengan bangunan “angkuh” d tengah lingkungan yang sederhana.

Beberapa kegiatan yang dilakukan para frater selain kunjungan dan ronda adalah olahraga volley bersama penduduk sekitar. Seminari menyediakan lapangan dlan bola. Setiap hari Rabu sore dan dan Minggu sore, diadakan olahraga. Banyak pemuda yang datang untuk berolah raga atau sekedar cuci mata. Pada kesempatan 17 agustusan, seminari menjadi tempat perlombaan bola voIIey antar RT se-RW 10. Pada tanggal 3 Februari 1997, Seminari mengadakan silaturahmi dengan berbuka puasa bersama tetangga RT dan tetangga sebelah seminari. Dalam acara ini hadir Pak RW, Pak RT, Pak Ustadz. dan tokoh masyarakat Iainnya.

Kami tidak melulu akrab dengan mereka yang dewasa. Anak-anak yang datang ke Seminari pun sebisa mungkin kami dekati. Kami mengajak mereka untuk bermain dan belajar. Anak-anak putri diajari menyanyi dalam bahasa lnggris oleh seorang frater, yang laki-laki diajar menggambar, dan sekarang, scorang frater menyediakan alat-alat permainan & bacaan anak-anak.

Beberapa hasil yang tampak dan sosialisasi ini adalah tidak sungkan-sungkannya para tetangga untuk datang ke seminari sekedar bermain atau ada keperluan. Kalau mereka membutuhkan sesuatu yang di Seminari berkelimpahan, dengan suka rela kami memberikannya seperti air. Kami sadar bahwa kami juga termasuk anggota Gereja. Untuk itu, kami menyediakan Seminari ini dan diri kami sebagai tempat dan pendamping olah rohani. Secara berkala kami menyediakan seminari Fermentum sebagai tempat weekend, rekoleksi, rapat, forkom, dll. Bukannya menyaingi tempat retret tapi kami sadar bahwa seminari ini terwujud atas budi baik umat Katolik, sudah sepantasnya kami wujudkan balas kasih kami dalam rupa penyediaan tempat dan tenaga, Kami dapat belajar mendampingi dan kami bersyukur bahwa kami dapat bersosialisasi pula dengan umat Katolik yang tentu saja bukan dunia asing bagi kami yang ada di Seminari.
Hampir setiap minggu ada saja kelompok yang ingin menggunakan Seminari Fermentum untuk mengadakan kegiatan di Seminari karena tempat dan letaknya yang masih ada dalam kota Bandung. Akan tetapi tidak semua permintaan dapat kami terima. Kami harus membatasi din karena kami pun butuh waktu untuk mengadakan rekoleksi sendiri. Dari sanalah kekuatan hidup rohani ditimba dan panggilan ilahi direnungkan.

No comments: