melihat kebelakang

yaa.. seminari tinggi fermentum adalah seminari pendidikan calon imam keuskupan bandung. Perjalanan yang sangat panjang menghiasi berdirinya bangungan fisik dan bangunan rohani fermentum ini sendiri.
Selanjutnya...?

August 30, 2008

tentang kegiatan dahulu




“Apakah kegiatan-kegiatan para frater, terutama yang non-Gerejani, tidak membahayakan panggilan mereka?” Pertanyaan ini kerap muncul dari pihak-pihak yang merasa peduli pada “masa depan “para frater. Bapak Uskup sendiri tidak memungkiri kemungkinan ini. Tetapi beliau tetap memberi keleluasaan bagi “karya” para frater dengan sepengetahuan Rektor dan frater-frater lainnya. Bapak Uskup menganggap bahwa kegiatan-kegiatan tersebut dapat menjadi sarana untuk menempa diri para frater. Dalam suatu kesempatan beliau mengatakan dengan tegas, “Kalau frater yang aktif terlibat dalam kegiatan sosial-kemasyarakatan akhirnya keluar, tidak perlu dimasalahkan. Justru hal ini membantu sang frater untuk benar-benar menyadari dan memilih jalan hidupnya. Kalau si frater merasa lebih kuat berkarya di jalan awam, kita harus terbuka menerima kenyataan itu”. Dan pernyataan tersebut tersirat bahwa Bapak Uskup menginginkan agar penempaan di seminari membuahkan pribadi-pribadi yang berkualitas, balk bagi yang meneruskan jalan imamatnya maupun bagi yang memilih jalan lain.
Pembinaan calon imam di Seminari Tinggi Fermentum diupayakan digali dari gambaran kenyataan dan kebutuhan Keuskupan Bandung sendiri. “Tidak ada bentuk pembinaan yang ideal,” demikian Bapak Uskup selalu mengingatkan, “karena semuanya mengacu dan yang ideal”. Dengan segala potensi dan kemampuan yang ada, meski terbatas, Bapak Uskup berusaha sekuat tenaga mengembangkan Fermentum. Untuk mewujudkan hal ini, beliau dibantu oleh Pst. Putranto OSC., Pst. Gerard Lala OSC., Pst. Siswa, dan Pst. Ferry yang menjadi pendamping para frater secara berurutan.

Masih dalam rangka pemberian perhatian pada pembinaan calon imam diosesan, Bapak Uskup meluangkan waktu mengunjungi paroki-paroki di Keuskupan Bandung. Dalam setiap kesempatan pertemuan dengan umat, beliau selalu menegaskan bahwa salah satu tugas uskup, dan Ordo, Kongregasi, Tarekat, atau Dioses manapun untuk mengembangkan dan memperkuat barisan Imam Diosesan sebagai tulang punggung keuskupan. Beliau juga selalu menggugah umat untuk berpartisipasi dalam pembinaan calon imam, baik melalui sumbangan doa maupun sumbangan calon”.

Setelah berusia sepuluh tahun empat bulan, Seminari Tinggi Fermentum Buah Batu yang disebut-sebut sebagai rumah masa depan ditinggalkan dengan besar hati. Bapak Uskup dan para pendamping beliau menyediakan tempat yang lebih baik bagi pembinaan calon imam keuskupan ini di Citepus. Kiranya semangat berjuang yang ditumbuhkan di Fermentum Buah Batu tetap menggema dan memberi inspirasi kepada para frater untuk terus melangkah maju.

No comments: